Tag: Kezuhudan Ulama

Tsabit bin Ibrahim

Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Diangkatnya Ilmu sebagai Salah Satu dari Tanda-Tanda Akhir Zaman

Demikian juga mencari dunia dengan ilmu merupakan salah satu sebab diangkatnya sebuah ilmu. Artinya, ilmu tersebut dilipat oleh mereka yang mempunyainya dan digunakan sebagai sarana untuk mencari nafkah dengan menukar ilmunya untuk mendapatkan kesenangan dunia. Kecenderungan yang seperti inilah umat Islam sedang diuji sekarang ini sekaligus merupakan penyakit yang paling berbahaya. Sebab para ulama adalah rujukan terpercaya dalam soal agama sehingga sudah semestinya mereka ini hanya menjual ilmunya kepada Allah dan demi kejayaan agama-Nya.

Ibrahim bin Adham, Ulama yang Tawadhu

Suatu malam, ketika sedang terlelap tidur di atas dipannya, tiba tiba ia dikejutkan oleh suara langkah kaki dari atas genteng, seperti seseorang yang hendak mencuri. Ibrahim menegur orang itu, “Apa yang tengah kamu lakukan di atas sana?” Orang itu menjawab, “Saya sedang mencari ontaku yang hilang.” “Apa kamu sudah gila, mencari onta di atas genteng,” sergahnya. Namun orang itu balik menyerang, “Tuan yang gila, karena tuan mencari Allah di istana.”

Kehati-hatian Seorang Ibu terhadap Hartanya

Beberapa saat kemudian, barulah beliau berkata, “Sesungguhnya kain penutup wajah yang anda kenakan adalah lebih baik daripada sorban-sorban yang kami pakai. Sesungguhnya kami ini tak patut jika dibandingkan dengan orang-orang tua yang telah mendahului kita, ya Sayyidati. Sedangkan anda, ya Sayyidati, perempuan yang demikian luhur takwanya dan rasa takutnya kepada Allah SWT. Tentang pertanyaan yang anda ajukan, sebenarnya, tanpa ijin rombongan kafilah itu, tidak halallah bagi anda uang hasil penjualan benang tersebut.”

Said bin Amir, Gubernur yang Masuk Daftar Orang Miskin

Gaji dan uang tunjangan Said sangatlah banyak sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya. Namun ia mengambilnya sekadar cukup untuk memenuhi keperluan dirinya dan istrinya lalu membagikan semua sisanya kepada keluarga-keluarga lain yang miskin. Suatu hari ada orang berkata kepadanya, “Perbanyaklah kemurahan ini kepada keluarga dan kerabatmu!” Ia pun menjawab, “Mengapa kepada keluarga dan kerabatku? Tidak, Demi Allah, aku tidak akan menjual ridha Allah dengan kekerabatan.”