Kategori: Featured

Rusak dan haram riba

Rusaknya Riba dan Kewajiban Umat Islam untuk Meninggalkannya

Berbeda dengan sedekah, riba adalah sesuatu yang menyeramkan dan keji. Sedekah adalah pemberian dan kelapangan dada, kebersihan dan kesucian, tolong-menolong dan solidaritas. Sedangkan, riba adalah kebakhilan, kekotoran, kerakusan, dan mementingkan diri sendiri. Sedekah adalah memberikan harta tanpa mengharapkan imbalan dan balasan. Sedangkan, riba adalah pelunasan utang dengan disertai tambahan yang haram dan diambil dari tenaga yang berutang atau dagingnya.

Langkah Kaki Menuju ke Masjid Dihitung sebagai Langkah Kebaikan di Sisi Allah

“Seandainya kamu membeli keledai yang dapat kamu naiki ketika hari masih gelap atau ketika terik?” Ia menjawab, “Aku tidak ingin rumahku dekat dengan masjid, karena aku ingin setiap langkahku berangkat ke masjid dicatat sebagai kebaikan, begitu pula langkah-langkah kepulanganku,” kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah mengumpulkan semua catatan itu bagimu.”

Larangan Bermain Kerikil (atau Handphone di Zaman Sekarang) saat Mendengar Khutbah Jum’at

Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian mendatangi shalat Jum’at, memperhatikan khutbah dan diam, maka diampunilah dosa-dosa yang dikerjakan antara hari itu sampai hari Jum’at berikutnya, ditambah tiga hari berikutnya. Dan barang siapa yang mempermainkan kerikil pada khutbah maka sia-sialah (shalat) Jum’atnya.

Diangkatnya Ilmu sebagai Salah Satu dari Tanda-Tanda Akhir Zaman

Demikian juga mencari dunia dengan ilmu merupakan salah satu sebab diangkatnya sebuah ilmu. Artinya, ilmu tersebut dilipat oleh mereka yang mempunyainya dan digunakan sebagai sarana untuk mencari nafkah dengan menukar ilmunya untuk mendapatkan kesenangan dunia. Kecenderungan yang seperti inilah umat Islam sedang diuji sekarang ini sekaligus merupakan penyakit yang paling berbahaya. Sebab para ulama adalah rujukan terpercaya dalam soal agama sehingga sudah semestinya mereka ini hanya menjual ilmunya kepada Allah dan demi kejayaan agama-Nya.

Peristiwa Terbelahnya Bulan sebagai Mukjizat Rasulullah

Terdapat sebuah riwayat sangat tua di Malabar, Pantai Barat Daya India, bahwa Chakrawati Farmas, salah satu raja mereka, telah mengamati terbelahnya bulan, mukjizat dari nabi suci SAW di Mekah, dan setelah mempelajari hal tersebut, dia tahu bahwa itu adalah satu mukjizat dari seorang Pembawa Pesan Tuhan dari Arabia. Dia menugaskan anak lelakinya sebagai pemimpin untuk menggantikannya selama perjalanannya menemui Nabi SAW.

Bersabar untuk Tidak Meminta-Minta kepada Manusia

Barangsiapa yang merasa puas dengan apa yang sudah ada, Allah akan mencukupkannya. Yakni, barangsiapa merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah, hingga merasa tidak membutuhkan apa yang ada pada manusia, maka Allah akan memberinya kecukupan. Ada pun orang yang meminta-minta kepada manusia dan senantiasa menginginkan apa yang ada pada orang lain, maka ia akan tetap fakir.

Islam akan Semakin Terasing Sebagaimana Awal Kemunculannya

Pada masa yang semakin terasing tersebut tidaklah simbol-simbol dan ritual ibadah Islam sirna sama sekali. Banyak pada masa itu orang-orang memakai simbol dan melaksanakan ritual ibadah Islam, bahkan banyak di antara mereka para ahli qiraat. Namun pada masa itu mereka sebagian besar hanyalah mencari keduniaan dengan amalan akhirat. Semakin sedikit para ahli fikih, dan semakin banyak penguasa yang tidak mempunyai sifat amanah.

Eksploitasi dan Peperangan Memperebutkan Minyak Bumi di Akhir Zaman

Terlebih lagi kita menyadari peta geopolitik dunia saat ini ternyata telah disetir oleh perekonomian global yang dipaksakan dengan sistem petrodollar. Minyak adalah barang yang paling banyak diperdagangkan di dunia saat ini. Karena sangat besarnya komoditas minyak ini bagi perekonomian dunia, banyak negara-negara yang berkepentingan untuk saling menguasai dan memperebutkannya. Untuk itu, negara-negara itu rela berperang, saling mengadu domba dan saling diadu domba sebagaimana yang semakin nyata kita lihat di dunia saat ini dalam rentetan peristiwa-peristiwa yang menjadi pertanda akhir zaman.

Al-Qur’an sebagai Bacaan dan Pedoman Hidup

Allah SWT telah menurunkan 4 kitab suci kepada para Rasul, yaitu Taurat kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud AS, Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Tiga kitab suci yang pertama mempunyai nama secara khusus, namun kitab suci terakhir “cukup” diberi nama Qur’an yang artinya adalah “bacaan”. Pemberian nama yang demikian tentu memiliki maksud, khususnya tentang cara kita umat Islam dalam menggunakan Al-Qur’an sebagai pegangan hidup.