Penulis: admin

Waktu Berjalan Begitu Cepat di Akhir Zaman

“Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum zaman semakin berdekatan (pendek): setahun seperti sebulan, sebulan seperti se-Jum’at (seminggu), se-Jum’at seperti sehari, dan sehari seperti sesaat. Satu saat yang dimaksud adalah nyala api yang membakar ranting kering.” (HR. Ahmad) Hadits di atas dapat dimaknai secara hakiki atau pun secara kiasan, sebagaimana para

Keutamaan Sedekah

Malam harinya, ia shalat tahajud, lalu tidur. Dalam tidurnya dia bermimpi didatangi oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Sedekahmu kepada pencuri, membuat pencuri itu insaf, sehingga dia kini tidak mencuri lagi. Sedekahmu kepada pelacur, membuat wanita itu tobat dan tidak berzinah lagi, dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya tersebut sadar dan merasa malu. Kini, orang kaya yang pelit itu mau mengeluarkan zakat dan infak. Sedekahmu yang ikhlas itu diridhoi Allah Swt.”

Tukang dusta di akhir zaman

Tukang Dusta dan Nabi-Nabi Palsu di Akhir Zaman

Hadits-hadits ini merupakan bukti mukjizat Rasulullah yang mengabarkan munculnya nabi-nabi palsu menjelang akhir hayat beliau, seperti kemunculan Musailamah di Yamamah dan Al-Aswad Al-Unsi di Yaman. Kemudian setelah beliau wafat, tepatnya pada masa Khalifah Abu Bakar, fenomena ini terus berkelanjutan dengan munculnya Sajah At-Tamimah dari Bani Tamim dan Thulaihah bin Khuwailid dari Bani Asad.

Reformasi Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz

Simaklah sebuah contoh bagaimana penyederhanaan sistem administrasi akan menciptakan penghematan. Suatu saat gubernur Madinah mengirim surat kepada Umar Bin Abdul Aziz meminta tambahan blangko surat untuk beberapa keperluan adminstrasi kependudukan. Tapi beliau membalik surat itu dan menulis jawabannya, “Kaum muslimin tidak perlu mengeluarkan harta mereka untuk hal-hal yang tidak mereka perlukan, seperti blangko surat yang sekarang kamu minta.”

Syaikh Yusuf al-Maqassari

Tak kuasa membendung manfaat yang muncul dari seorang Syaikh Yusuf, akhirnya Belanda kembali membuang ulama pejuang ini lebih jauh lagi. Afrika Selatan menjadi tujuannya kini. Tapi di benua hitam ini, namanya hingga kini bisa kita lacak. Sebuah tanda dan bukti telah ada bahwa Syaikh Yusuf tak pernah lelah menebar manfaat. Maka tak berlebihan jika ia mendapat gelar di benua tersebut, Tuanta Salamaka, Guru Kami yang Agung.

Kecaman terhadap riba

Kecaman Keras terhadap Para Pemakan Riba

Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, (harus) sama jenis dan jumlahnya, kontan dengan kontan. Barangsiapa yang menambah atau meminta tambahan, maka ia telah makan riba, yang menerima maupun yang memberi sama saja.'” (HR. Bukhari – Muslim)

Abu Sufyan bin Harits

Abu Sufyan memendam rasa penyesalan yang dalam di hatinya, berhubung dengan masa hitam jahiliah yang menutupnya dari cahaya Allah, dan melempar jauh-jauh kitabullah. Maka, dia sekarang bagaikan tengkurap di atas mushaf Alquran siang malam, membaca ayat-ayat, mempelajari hukum-hukum, dan merenungkan pengajaran-pengajaran yang terkandung di dalamnya. Dia berpaling dari dunia dan segala godaannya, menghadap kepada Allah semata-mata dengan seluruh jiwa dan raganya.

Hakikat rusaknya riba

Delapan Hakikat Pandangan Islam terhadap Sistem Riba

Hakikat kedua, sistem riba merupakan malapetaka terhadap kemanusiaan yang bukan hanya dalam bidang keimanan, akhlak, dan pandangannya terhadap kehidupan saja. Tetapi, juga di dalam dasar kehidupan ekonominya. Sistem riba merupakan sistem terburuk yang menghapuskan kebahagiaan manusia dan menghambat pertumbuhannya sebagai manusia yang seimbang. Kendatipun, ada kesan yang menipu, yang tampak seolah-olah sistem ini membantu pertumbuhan ekonomi umum.